Cinta diam diam (CDD) adalah perasaan suka yang tumbuh menjadi cinta secara perlahan, melalui perantara hati yang salah. Banyak mereka yang mengalami CDD, dan berakhir pada luka yang entah sampai kapan sembuhnya.
Sebagian yang pernah merasakan cinta pasti tau, bagaimana proses seseorang dalam menjalin asmara dengan taget yang ia sukai. Ya, pastinya semua berawal dari keberanian (nekat sih sebenernya), pengakuan perasaan (gambling nih), lalu berakhir pada konfirmasi dari taget yang diincar (syukur deh kalo diterima).
Pengakuan itu pun sangat sederhana, misalnya : "Gue suka sama lo. Lo mau gak jadi babu gue? *loohh?* maap maap gak fokus-_- maksudnya "lo mau gak jadi pacar gue?" dan (biasanya) kita hanya menunggu beberapa detik untuk mendapatkan jawaban. Tapi gak menutup kemungkinan, bisa nunggu jawaban sampai berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan berabad-abad (oke yang terakhir lupakan-_-). Ya apa lagi kalau bukan penolakan secara halus, seperti : "Uhm.. pikir pikir dulu deh ya, maaf"
Dan respon yang paling sering muncul adalah pelaku CDD seketika jleb dan bahkan hening
.......
"duh diterima gak ya?"
KRIK, KRIK, KRIK (seketika suara jangkrik muncul)
.......
Tapi ternyata cinta diam diam ada sisi positif nya juga loh, yaitu cinta diam-diam tak akan melibatkan banyak korban, karena aktifitas ini hanya membutuhkan satu korban untuk dihancurkan hatinya. Siapa lagi korbannya kalau tidak lain dan tidak bukan adalah si pelaku CDD itu sendiri. (positif?)
Banyak aktivitas 'percuma' yang mereka anggap menyenangkan, seperti mengamati setiap gerak-gerik seseorang yang ia jadikan target baik itu lewat pengamatan langsung atau lewat medsos atau biasa disebut KEPO.
Bahkan si pelaku CDD ini sangat mendetail apapun yang dilakukan dan apapun yang telah dilakukan.
Kesimpulannya, pada dasarnya sang pelaku CDD akan melakukan apa saja, demi mendapatkan detail itu sendiri, bahkan sampai rela mengorbankan waktunya sendiri hanya untuk mendapatkan detail kecil itu, lalu menggabungkan pada suatu folder yang disebut perhatian. Ya bagi mereka, aktivitas tersebut adalah suatu perhatian. Padahal secara kasat mata, semua hal yang mereka lakukan itu menjijikan. Mendetail suatu masalah, lalu membuat suatu kesimpulan yang sama sekali gak ada hasilnya
Miris.
written by : @farhaidar
No comments:
Post a Comment