“Eh cara bacanya gimana nih? Rapihin
dong…”
“Liat cluenya terus cari yang sama soal
lo..”
“Tembus gak nih?”
“Kipasnya 3 dong, panas banget nih..”
“Ahhh salah masukin paket gue, siaaal...”
“Tai, gak tembus jing, ngasal banyak gue
jadinya.”
You know what I mean kan? (yang ngerti
berarti masa SMA lo ga jelek jelek amat)
Yep, penggalan kalimat diatas emang bisa
lo temuin pas masa masa UN SMA kayak gini.
Memang sih Ujian Nasional telah berlalu, buat sebagian lo mungkin ada yang berbahagia karena sukses mengerjakan semua soal dengan baik (tipe tipe admin banget nih kayanya, halaah-_- hehe) tapi ada juga yang malah menimbulkan rasa sedih, menyesal, bahkan deg deg an menanti hasil yang tak pasti ini. Tapi UN tahun ini memang meninggalkan beberapa kesan baik dan bahkan jelek (banyakan jeleknya
sih) yang membuat UN tahun ini berbeda dari tahun tahun lalu. Diantaranya :
1. Soal UN tahun ini
bisa dibilang berstandar internasional yang setara dengan soal PISA & TIMSS
dengan persentase soal yang sulit sebanyak 20 persen dari jumlah soal yang ada
dan itu TANPA DISOSIALISASIKAN DENGAN
PESERTA UJIAN TERLEBIH DAHULU.
2.Terdapatnya unsur politik didalam soal khususnya soal Bahasa Indonesia yang membahas tentang riwayat Jokowi dan dinilai telah melanggar peraturan kampanye karena kebetulan sebentar lagi akan diadakan pemilu presiden.
3. Pada Listening mata pelajaran Bahasa Inggris biasanya speaker (yang ngomong di listening) menggunakan aksen Inggris atau British, tapi sekarang beda karena menggunakan aksen Irish yang menurut kami para peserta sedikit (atau bahkan lebih) sulit untuk dicerna karena memang gaya bahasa dan kecepatan berbicara yang masih asing bagi telinga kami.
4. Rumornya tahun ini UN dibuat lebih dari 20 paket, entah benar atau tidak yang jelas satu ruangan memang tidak ada yang sama seperti tahun lalu.
2.Terdapatnya unsur politik didalam soal khususnya soal Bahasa Indonesia yang membahas tentang riwayat Jokowi dan dinilai telah melanggar peraturan kampanye karena kebetulan sebentar lagi akan diadakan pemilu presiden.
3. Pada Listening mata pelajaran Bahasa Inggris biasanya speaker (yang ngomong di listening) menggunakan aksen Inggris atau British, tapi sekarang beda karena menggunakan aksen Irish yang menurut kami para peserta sedikit (atau bahkan lebih) sulit untuk dicerna karena memang gaya bahasa dan kecepatan berbicara yang masih asing bagi telinga kami.
4. Rumornya tahun ini UN dibuat lebih dari 20 paket, entah benar atau tidak yang jelas satu ruangan memang tidak ada yang sama seperti tahun lalu.
Ujian Nasional yang seharusnya menjadi
Ujian standar/dasar untuk membuktikan hasil belajar selama duduk dibangku SMA
tiba tiba harus diganti atau diubah menjadi soal INTERNASIONAL yang kami
sendiri tidak tahu akan keluar. Tidak semua peserta memiliki otak dan kemampuan
yang setara dengan soal olimpiade dan internasional tersebut. Sia-sia kah kami
belajar dari pagi, pulang PM, Les/bimbel, ngerjain tugas, lembur, besok masuk
lagi, kalau ternyata sebagian soal yang keluar ternyata diluar prediksi kami? Katanya
demi menaikan level pendidikan nasional? Semakin MEMBOBROKAN nilai peserta
ujian sih iya.
Masih kurangkah angkatan kami dijadikan
kelinci percobaan oleh Mendikbud? Kelas 6 awal mula UASBN, Kelas 9 awal mula UN
5 paket, UN 2014 awal mula soal Internasional. Tidakkah mereka belajar dari
kesalahan masa lalu UN yang dinilai gagal karena menggunakan 20 paket? Pentingkah sebuah ujian nasional yang
kelulusannya hanya ditentukan oleh 3 hari daripada 3 tahun? KAMI BERHARAP
MENDIKBUD LEBIH MENGERTI KAMI.
written by : @farhaidar


No comments:
Post a Comment