Thursday, 17 April 2014

interNATIONAL EXAM

“Eh cara bacanya gimana nih? Rapihin dong…”

“Liat cluenya terus cari yang sama soal lo..”

“Tembus gak nih?”

“Kipasnya 3 dong, panas banget nih..”

“Ahhh salah masukin paket gue, siaaal...”

“Tai, gak tembus jing, ngasal banyak gue jadinya.”


You know what I mean kan? (yang ngerti berarti masa SMA lo ga jelek jelek amat)
Yep, penggalan kalimat diatas emang bisa lo temuin pas masa masa UN SMA kayak gini.
Memang sih Ujian Nasional telah berlalu, buat sebagian lo mungkin ada yang berbahagia karena sukses mengerjakan semua soal dengan baik (tipe tipe admin banget nih kayanya, halaah-_- hehe) tapi ada juga yang malah menimbulkan rasa sedih, menyesal, bahkan deg deg an menanti hasil yang tak pasti ini. Tapi UN tahun ini memang meninggalkan beberapa kesan baik dan bahkan jelek (banyakan jeleknya sih) yang membuat UN tahun ini berbeda dari tahun tahun lalu. Diantaranya :


1. Soal UN tahun ini bisa dibilang berstandar internasional yang setara dengan soal PISA & TIMSS dengan persentase soal yang sulit sebanyak 20 persen dari jumlah soal yang ada dan itu TANPA DISOSIALISASIKAN DENGAN PESERTA UJIAN TERLEBIH DAHULU.

2.Terdapatnya unsur politik didalam soal khususnya soal Bahasa Indonesia yang membahas tentang riwayat Jokowi dan dinilai telah melanggar peraturan kampanye karena kebetulan sebentar lagi akan diadakan pemilu presiden.

3. Pada Listening mata pelajaran Bahasa Inggris biasanya speaker (yang ngomong di listening) menggunakan aksen Inggris atau British, tapi sekarang beda karena menggunakan aksen Irish yang menurut kami para peserta sedikit (atau bahkan lebih) sulit untuk dicerna karena memang gaya bahasa dan kecepatan berbicara yang masih asing bagi telinga kami.

4. Rumornya tahun ini UN dibuat lebih dari 20 paket, entah benar atau tidak yang jelas satu ruangan memang tidak ada yang sama seperti tahun lalu.


Ujian Nasional yang seharusnya menjadi Ujian standar/dasar untuk membuktikan hasil belajar selama duduk dibangku SMA tiba tiba harus diganti atau diubah menjadi soal INTERNASIONAL yang kami sendiri tidak tahu akan keluar. Tidak semua peserta memiliki otak dan kemampuan yang setara dengan soal olimpiade dan internasional tersebut. Sia-sia kah kami belajar dari pagi, pulang PM, Les/bimbel, ngerjain tugas, lembur, besok masuk lagi, kalau ternyata sebagian soal yang keluar ternyata diluar prediksi kami? Katanya demi menaikan level pendidikan nasional? Semakin MEMBOBROKAN nilai peserta ujian sih iya.  

Masih kurangkah angkatan kami dijadikan kelinci percobaan oleh Mendikbud? Kelas 6 awal mula UASBN, Kelas 9 awal mula UN 5 paket, UN 2014 awal mula soal Internasional. Tidakkah mereka belajar dari kesalahan masa lalu UN yang dinilai gagal karena menggunakan 20 paket?  Pentingkah sebuah ujian nasional yang kelulusannya hanya ditentukan oleh 3 hari daripada 3 tahun? KAMI BERHARAP MENDIKBUD LEBIH MENGERTI KAMI.





written by : @farhaidar

No comments:

Post a Comment