Thursday, 11 July 2013

BAB 1 : AWAL



“Noo, makanan kesukaan kamu udah jadi nih”

            Terdengar suara wanita paruh baya yang tidak asing lagi di telinga Nano. Ya, suara bunda. Kesibukan Nano pun terhenti seketika dan mulai menuju suara itu berasal. Pemuda 17 tahun itu pun keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih kemeja dengan jeans hitam sambil menjinjing tas biru dongker kesayangannya itu. “Iya ma otw nih”. Nano yang menuruni tangga sambil mengambil langkah besar langsung menuju ke meja makan yang tidak jauh dari dapur tersebut. Dengan cepat Nano menghabiskan Spagheti Bolognise yang masih panas tersebut. “Buru buru banget kamu No, mau kemana?” ujar mama heran. “Les kan ma, hari ini ada try out buat persiapan UAS” ujar Nano cepat sambil mengambil tangan bundanya itu seraya ingin salim dan pamit. “Assalamualaikum”. “Waalaikumsalam” ujar bunda sambil menampakkan senyumnya yang sudah keliatan tak muda lagi itu.

            Diluar sudah ada Nino dan Nani, adik Nano. Nino, dengan gaya potongan rambut mangkok yang lurus, serta badan yang kurus, dan tinggi yang hampir sama dengan Nani yang mempunyai rambut yang rada ikal dan perut lumayan gendut itu pun melihat abangnya yang tergesa-gesa itu. “Abang pergi dulu ya” ujar Nano sambil langsung pergi dengan vespa putih kesayangannya itu.

            Tempat yang terlihat kokoh dengan bangunan tingkat tiga yang dipenuhi dengan spanduk dan sedikit coretan. Ya, itulah tempat dimana Nano les. Nano langsung memarkir motornya dan bergegas masuk. Ternyata benar disana sudah ramai. Nano langsung menuju ruangan yang berada di lantai 2. Untung try outnya baru akan dimulai 5 menit lagi saat Nano memasuki ruangannya itu. Ruangan yang tidak terlalu besar, hanya 3x7 meter, dengan karpet sebagai alasnya, kursi yang sudah disusun rapi serta dinding yang ‘lumayan banyak’ terdapat coretan dari anak yang tidak bertanggung jawab.

            Perhatian Nano saat memasuki ruangan itu cuma satu. Tidak lain dan bukan adalah Dina, ya Dina yang dari tadi melihat ke arah Nano saat ia baru dating membuat Nano menjadi salting. Dina, gadis yang sebaya dengan Nano, badan yang tinggi dan kurus serta dengan kerudung hitam serta lesung pipit serta gigi yang dihiasi dengan behel manambah manis senyuman yang ia pancarkan dan sempat membuat Nano ‘buta’ selama beberapa bulan terakhir.
           
            Pendekatan atau bahasa gaulnya pdkt dimulai dengan mendapatkan pin bb nya dari seorang temen Nano yang kebetulan satu sekolah dengan Dina. Dengan modal nekat dan basa basi membicarakan masalah les pun awalnya berbuah manis. Nano dan Dina jadi sering bbm an. Saking seringnya Nano sampai tahu kebiasaan Dina tersebut. Jika bbm an diatas jam 10 malam pasti bbm Nano tidak dibalas, karena biasanya jam segitu Dina sudah bobo cantik. Singkat cerita, 2 bulan sudah Nano mencoba mendapatkan hati gadis berlesung pipit itu, tapi lampu hijau tak kunjung datang. Akhir akhir ini Nano baru menyadari bahwa ternyata Nano terjebak Friendzone dengan Dina. Dina selama ini hanya menganggap Nano sebagai teman bahkan sahabat tidak lebih. Meskipun begitu hubungan Nano dan Dina sampai sekrang masih terbilang baik baik saja meskipun akhir akhir ini sudah jarang bbm an.

            Nano duduk di bangku paling belakang di dalam ruangan itu. Sambil menunggu try out dimulai, Nano menyapa teman yang berada di sampingnya. Namanya Azhar. Dia tampak asik sedang mengutak atik handphone barunya itu. Nano yang terkenal dengan kekepoannya itu langsung bertanya kepada temannya itu. “Zar, liat apaan sih?”. “Oh gue gak sadar elu ada disini No, haha engga nih lagi iseng iseng buka instagram aja” ujar Azhar yang kaget tiba tiba Nano ada disampingnya. Makin kepo, Nano pun langsung merangkul temannya itu sambil melihat apa yang temannya itu lihat dari tadi. Seperti orang homo yang sedang asik nonton sesuatu di pojokan belakang, sukses membuat suasana ramai ruangan itu menjadi semakin absurd. Dina yang dari asik membetulkan kerudungnya itu sesekali melihat ke arah Nano dan Azhar sambil senyum senyum kecil.

            Jempol yang dari tadi asik menyelusuri timeline salah satu socmed yang sedang booming itu, Instagram, tiba tiba membuat Nano melihat sesuatu yang membuat Nano terdiam. “Eh zar coba balik ke atas tadi deh” ujar Nano seraya penasaran. Azhar pun menuruti permintaan temannya itu. Jempol itu  berhenti pada sebuah foto, tampak seorang gadis yang seumuran dengan Nano. Dengan format foto yang lagi booming saat itu, frame yang dibagi empat. Dengan kulit putih, rambut dicepol, lidah melet dan tangan membentuk peace sukses membuat Nano terdiam cukup lama.

            Nano seperti terjebak sebuah cinta pada pandangan pertama. Atau hanya perasaan suka saja, Nano tidak tau, yang ia tau ia seperti baru saja melihat bidadari yang baru turun dari khayangan. Pikiran Nano langsung dipenuhi dengan pertanyaan “siapakah gerangan gadis manis itu?”. Pertanyaan Nano harus disimpan dulu karena ternyata pengajar yang dari tadi tak Nano sadari telah masuk dan membagikan soal try out. Masa bodoh dengan dia sadar atau tidak bahwa pengajar itu sudah datang atau belum, yang ia sadar saat ini, ia baru saja di butakan oleh sebuah foto 5x10cm yang ada di hape temannya itu. Baru setelah 5 menit mencerna semua rasa itu, ia baru sadar bahwa ia baru saja terserang “LOVE AT FIRST SIGHT”.

           

No comments:

Post a Comment