Tuesday, 23 July 2013

BAB 2 : SEBUAH NAMA



Delapan belas lebih lima puluh lima menit..

Jam yang telah menunjukkan waktu bahwa try out akan berakhir 5 menit lagi. Sedangkan Nano baru mengerjakan 15 dari 25 soal yang disediakan. Tidak fokus, itulah kendala Nano daritadi. Padahal pelajaran kali itu adalah Fisika, butuh konsentrasi dan ketelitian penuh dalam mengerjakannya. Bukan rumus tekanan hidrolisis atau tegangan permukaan yang ada di kepala Nano saat ini, melainkan nama seseorang yang telah berhasil membuatnya galau pada try out kali itu. Nano yang daritadi ingin bertanya kepada Azhar temannya itu tapi melihat temannya itu sedang sibuk mengerjakan try out fisika sambil menggunakan headset, akhirnya iya terpaksa merenungkan niatnya dulu dan mencoba foku dengan apa yang iya kerjakan sekarang, yaitu Fisika.

Bel berbunyi, artinya 5 menit sudah berlalu. Suara yang membuat anak anak menghela napas lega, begitu juga Nano. Bukan lega karena berarti sekarang boleh pulang, tetapi ia lega akhirnya ia dapat bertanya kepada temannya itu. Dengan sedikit berlari kecil, Nano mengejar temannya itu yang sudah duluan meninggalkan kelas. Singkat cerita akhirnya Nano berhasil mengetahui nama gadis itu. Dia adalah Mawar, adik kelas Azhar.

Nano seketika langsung menjelma menjadi pemuja misterius, bagaimana tidak Nano yang juga punya akun instagram malah berniat tidak men follow akun Mawar. Ia hanya mengepo foto fotonya secara diam diam. Pikirnya yang penting ia sudah dapat melihat foto fotonya secara update tanpa harus men follownya. Lama kelamaan terlintas di pikiran Nano bahwa ia ingin tau pin bb Mawar. Tapi pertanyaan pertanyaan lain muncul lagi seraya tak pernah habis. “Dia pake bb juga gak sih?” dan “Cara gue dapet pinnya gimana ya?” ujar Nano dalam hati. Sebuah pertanyaan yang akan tetap menjadi pertanyaan.


. . . . . . . . .


Sabtu, yaa.. sabtu. Hari dimana bagi sebagian sekolah meliburkan siswa siswinya, begitu juga sekolah Nano. Nano bangun dengan setengah sadar dan langsung mengecek hapenya. “Yah promote broadcast message lagi, gue kirain apaan” ujarnya. Saat ia ingin menghapus pesan tersebut ternyata ia seperti mengenali nama orang yang ada di dalam promote pesan tersebut. “Mawar Melati? Ah masa sih serius ini dia?” ujarnya setengah tidak percaya. Akhirnya karena penasaran, ia memasukkan pin yang ada pada pesan itu kedalam kategori ‘Add to Contact’. Sekarang ia hanya tinggal menunggu. Jika benar itu doi, berarti Nano seperti ketiban durian runtuh di pagi hari.

Dapur tampak sepi, hanya ada bunda dan adik perempuannya, Nona. Biasanya rutin keluarga Nano mengadakan sarapan bersama pada pagi hari. “Ayah sama Ninonani mana ma?” (Ninonani : sebutan untuk kedua adiknya/gabungan nama dari keduanya) ujar Nano. “Tadi lari pagi sama kedua adek adek mu, kamu sih telat bangun” ujar mama setengah memarahi. Nano Cuma bisa tersenyum sesekali mengganggu adik perempuannya yang sedang makan bubur ayam itu. “Ih abang ini bubur ayam Nona bang, punya abang yang itu, jangan gangguin Nona dong!” terlihat Nona mencoba memarahi Nano yang daritadi minta di suapin. Sungguh suasana indah tergambar pada pagi hari itu.


.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .


Nano menyuap bubur terakhirnya. Bubur bang Ali memang paling enak se komplek. Bang Ali, tukang bubur komplek yang biasanya keliling di sekitar komplek pada pukul 6-7 pagi itu memang menjadi pilihan sarapan yang pas. Hanya dengan 5 ribu rupiah kamu sudah dapat menikmati bubur yang enak itu. Nano melihat bubur milik adiknya Ninonani yang masih utuh diatas meja yang belum terjarah oleh siapapun. “Wah lumayan nih, si Ninonani lagi pada lari pagi, sikat lah” ujar Nano. Baru ia ingin mengambil sendok, ternyata si Nino dan Nani datang. “Hayo abang mau ngapain?” ujar Nino. “Yah ketauan deh, hehe” ujar Nano sambil meninggalkan meja makan dan menuju ke kamarnya itu.

Led handphone yang tidak biasanya muncul pada handphone Nano mencuri perhatian Nano saat pertama kali masuk ke kamarnya. Led yang biasanya ‘jarang’ muncul di hape sebagian para penganut ajaran ‘jomblo’. “Siapa nih pagi pagi udah nge bbm?” ujar Nano dalam hati. Berharap bukan sebuah broadcast massage lagi, akhirnya ia membuka handphonenya itu. Ternyata benar, pesan yang tidak diinginkan oleh Nano masuk kedalam handphonenya, broadcast message di pagi hari. Nano pun menjadi agak kesal dan iseng membuka recent updates. “Mawar Melati is now contact”. Dengan muka melongo, Nano terus berfikir, ternyata Mawar ini benar benar adik kelas temannya itu, si Azhar. Entah kenapa ternyata tiba-tiba nama itu ada. Semua terasa seperti mimpi saja. Sebuah kado indah pada pagi hari.

No comments:

Post a Comment