“Mawar mana sih?” kata
kata itu yang dari tadi ada di pikiran cowok kelahiran Bengkulu itu. Ya, memang
tidak seperti biasanya. Biasanya setiap pagi handphone Nano selalu dihiasi
sebuah led merah dan ia tahu kalau itu tidak lain dan tidak bukan dari pujaan
hatinya itu, si Mawar. Tapi kali ini jangankan sebuah pesan singkat sekedar
mengucapkan “pagi” atau “good morning”,dari tadi malam saja ia tidak membalas
pesan Nano yang sekedar mengucapkan “selamat tidur” atau semacamnya. Ini benar
benar peristiwa yang amat ganjil, apakah Mawar sama sekali tidak ingat dan
menyisihkan waktunya sebentar untuk sekedar membalas pesan singkat dari Nano
atau ia memang sengaja tidak membalasnya. Yah entahlah…
Asal kalian tau, cowok suka
gengsi kalau disuruh bbm gebetannya duluan. Prinsip cowok adalah kalau ia lebih
ingin di kangenin cewek duluan padahal kenyataannya cowok punya tingkat ke
kangenan yang lebih tinggi dari cewek. Gengsi. Ya itulah alasan mengapa Nano
daritadi tidak memulai duluan sebuah percakapan pada pagi hari yang bagi ia
merupakan pagi terburuknya. Ia lebih memilih menunggu. Jika cowok tidak mengirim pesan duluan ke kalian para cewek, ingatlah
bukan berarti kami tidak peduli, tapi kami menunggu kalian para cewek agar
kalian merasa kangen dan akhirnya mencari kami. Aneh ya, tapi ya itulah
cowok.
Karena semakin siang
dan led di handphone Nano tak kunjung berwarna merah, akhirnya Nano memutuskan
untuk bergerak, ia mengirimkan pesan singkat sekedar mengucapkan “selamat pagi”.
Tanda ceklis berubah menjadi “D” yang artinya pesan itu telah sukses sampai ke
handphone Mawar. Sekarang ia tinggal menunggu, kemana gerangan Mawar pergi dan
tidak ada kabar hingga sekarang. Sambil menunggu akhirnya ia melangkahkan
kakinya yang daritadi tidak ia pergunakan sebagaimana mestinya. Ia beranjak
dari tempatnya dan berlari kecil ke sebuah tempat yang biasa disebut dapur,
untuk sekedar menyantap sarapan, sarapan yang bisa dibilang terlalu siang.
Di dapur ia melihat
sebuah tudung makanan yang telah kosong, tidak ada makanan tersisa. Termyata ia
salah telah melewatkan pagi itu. Sekarang ia tahu mengapa ia heran melihat tudung
itu kosong. Karena biasanya ia melihat makanan selalu ada di dalam tudung itu
meskipun hanya sekedar sisa sisa makanan semalam. Seperti juga hatinya saat
ini, ia tahu mengapa terasa begitu kosong. Karena ia seperti kehilangan sosok
yang biasa mengisi pagi bahkan hari harinya.
Sebuah kekosongan yang menyebakan hati terasa tidak seperti hati pada
umumnya.
Hari semakin sore dan
ternyata huruf “D” tetaplah menjadi “D”.
Tidak ada perubahan yang terasa dari tadi pagi. Hati Nano tetap resah
dan kosong. Ia seperti menanti sebuah kepulangan seorang anaknya yang ia tunggu
bertahun tahun yang ternyata belum pulang juga hingga petang. Hingga sekarang
ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Akhirnya Nano memutuskan untuk
mengakhiri harinya dengan sebuah penantian sia sia. Ia tak tau lagi apa yang
harus ia lakukan kini. Ia berharap jika besok ia terbangun dan membuka matanya,
pesan singkat itu hadir lagi dan membuat hari harinya kembali seperti sebelum
sebelumnya.
Ingin rasanya ia marah.
Meluapkan semua kekecewaannya pada hari ini. Tapi marah kepada siapa? Nano tidak berhak marah kepada orang itu. Mawar
bukan siapa siapa bagi Nano. Mawar masih belum terikat siapa siapa dan ia
berhak kemana saja. Ternyata salah membangun sebuah perasaan yang tidak pasti
seperti ini. Semua terasa bebas datang dan pergi seperti sekarang ini. Sekarang ia tahu, bahwa cinta tidak hanya
harus menggunakan mata. Tapi hati, ya hati yang membuat sebuah perasaan suka
ini berubah menjadi cinta.
No comments:
Post a Comment