Saturday, 30 November 2013

too much pressure and drama

Gak kerasa udah mau bulan desember aja, anjir waktu berjalan cepet banget... perasaan baru kemaren masuk jadi murid SMA deh. Gue ngerasa makin kesini makin banyak tekanan dan beban yang musti 'seorang siswa' pikul. Ya khusunya buat kelas 12 kayak gue gini. Inget ga sih lo jaman jaman SD atau TK kerjaan lo cuma main dan main. Tiap sore pulang sekolah terus mandi dan yang dicari bukan buku, tapi mainan atau kalo yang biasanya main ke luar, paling main bola atau apapun di lapangan. Miss that moment banget. Rasanya pengen kembali ke masa masa kejayaan gue dimana main adalah prioritas utama seorang anak. Beda sama sekarang. Dan kenyataannya sekarang.... UN bentar lagi woy! gila gue belum siap banget:( baru 10 persen kali ya. Gausah UN deh, UAS yang di depan mata aja nih gue belum ada persiapan. Fiuh jujur capek pikiran dan capek yg lain lain deh kelas 12 itu. Semua serba tugas, nilai, bla bla... Bayangin aja lo masuk pagi, terus pulang harus PM lah, les lah, dan pulang malem, habis itu musti belajar lagi di rumah. Belum lagi tugas. Rumah cuma jadi tempat istirahat doang. Gue pengen bebas lepas dari semua itu. Gue gak sabar pengen kuliah, meninggalkan semua masa masa yang menurut gue terlalu banyak drama nya ini. you know what i mean kan? Semuanya serba gak ketebak, bahkan yang lagi di comfort zone aja bisa tiba tiba ketusuk dari belakang, semua serba bermuka dua. Terlalu banyak, bahkan gue gak bisa bedain mana yang real mana yang fake saking fasihnya 'mereka' memainkan peran mereka layaknya sebagai tokoh dalam drama.

Udah dulu kali ya, hehehe ini lagi gabut dan refreshing habis belajar gatau mau ngapain yaudah nulis ini aja deh lagian udah lama gak update hehe:p oia bentar lagi gue bakal buat the new story loh, not 'Nino' again. Penasaran? Tunggu aja yaa.


keep reading and follow @farhaidar

Tuesday, 15 October 2013

BAB 6 : LEMBAR BARU

              Sang surya tampak telah menunjukkan cahayanya pada pagi hari ini. Tanda dimana dimulailah hari hari baru bagi sebagian manusia tak terkecuali Nano. Ini adalah awal dimana ia harus bisa mencari sesuatu yang dapat membuat hari harinya menjadi ceria seperti dulu lagi. Baru baru ini, gebetan barunya itu, Mawar ternyata telah memiliki pelabuhan hatinya sendiri. Ia sepertinya sudah melupakan Nano. Ia seperti telah menemukan jalur labuhnya sendiri, merusak jalur yang telah ia punya bersama Nano. Tiba tiba saja tidak ada kabar atau apa Mawar jadian dengan seorang cowok bernama Dhani, temen sekelasnya.

            Seperti mendapatkan undian dan siap siap menjadi milyader tetapi ternyata itu semua hanyalah penipuan, Nano seperti mendapat sebuah ‘harapan palsu’ dari seseorang yang baru baru ini ia kenal. Bodohnya, kenapa ia bisa menaruh hati pada gadis yang ia sendiri tidak tahu bagaimana latar belakang dan sifat asli orang tersebut. Mau tidak mau, cepat atau lambat dia harus segera melupakan Mawar, bagaimana caranya itu.

            Move on. Dua kata seribu arti. Dua kata yang mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan. Dua kata yang dapat membuat suasana hati berubah seketika saat tiba tiba terbayang akan kenangan yang indah bersama orang yang bersangkutan. Untungnya Nano tidak terlalu banyak punya kenangan dengan Mawar, ketemu saja belum pernah apalagi membuat kenangan indah seperti itu. Hanya momen momen saat vn an pada malam itu saja yang membuat Nano merasa itulah menjadi momen terindah Nano dengannya.

            Nano mulai mencari kesibukan lain agar dia tidak mengingat ingat kembali tentang Mawar. Memang sih saat sedang melakukan aktifitas, semua bisa terlupakan, tetapi saat malam tiba dan hanya kesunyian malam yang menemanimu. Ingatan itu muncul kembali. Kalau sudah begini siapa yang salah? Tidak ada yang salah, hanya hati yang terlalu cepat jatuh kedalam sebuah ilusi yang dinamakan cinta. Cinta yang berujung pada sebuah dilema yang mendalam.

“Namun tiba-tiba kau ada yang punya.. hati ini terluka..” terdengar sepotong lirik lagu itu dari radio hitam di atas meja coklat yang Nano setel dari tadi. Ya, lagu dari band hivi yang sangat mewakili perasaannya pada malam hari itu. Entah kenapa lirik lagunya begitu pas di telinga Nano. Ia menjadi semakin teringat Mawar. Ia akhirnya mencoba melupakan itu dengan sesekali memejamkan mata untuk sekedar mencoba untuk terlelap di waktu yang masih terbilang cukup ‘pagi’ yaitu jam 8 malam. Setelah cukup lama memejamkan mata dan dengan adanya sedikit ‘paksaan’ akhirnya Nano pun terlelap dan seketika ia melupakan segalanya. Kejadian yang menimpanya baru baru ini, ya paling tidak sampai 8 jam kedepan.

“Pukul enam lebih lima puluh pagi”
Kaki panjang itu terus melangkah dan 'dipaksa' diayunkan menelusuri lorong sekolah dan tibalah ia di sebuah sudut sekolah dan ia mulai menaiki anak tangga satu demi satu yang akan mengantarkan ia ke sebuah ruangan yang ia sebut kelas. Suara hentakkan kaki yang semakin lama semakin cepat iramanya ternyata sudah terdengar oleh Pak Han. Guru Kimia yang telah masuk daritadi dan memang mengajar pada jam pertama hari itu. “Masih berani kamu masuk kelas bapak?” ujar Pak Han yang dari tadi menulis soal di papan tulis dan tiba tiba berhenti karena mendengar suara hentakkan kaki Nano. “Anu pak tadi…” belum sempat Nano menjawab tiba tiba kalmat itu dipotong oleh pak Han. “Sudah jam berapa ini? Sudah kamu berdiri di luar kelas sampai pelajaran bapak selesai!”. Sepertinya langkah yang sudah ia hentakkan tadi dengan sangat cepat tidak berbuah apa apa kalau berhadapan dengan Pak Han, ia tetap dianggap terlambat. “Bagaimana bisa sih gue terlambat padahal tadi malam gue kan tidur jam 8?” gumamnya dalam hati, sambil berjalan keluar kelas.

            Hari itu tampak aneh dan berbeda, sejak pagi tadi ia tidak melihat sahabatnya, Surya. Biasanya jam istirahat seperti ini mereka berdua sedang menikmati semangkuk bakso Mas Agus di kantin sekolahan. “Ah apa gue samperin aja kali ya ke kelasnya” pikirnya dalam hati. Akhirnya dengan mangkok yang masih berisi setengah bakso dan mulut yang masih menguncah ia buru buru meninggalkan kantin dan berjalanlah ia ke sebuah tempat. Tibalah ia di depan kelas dua belas ipa satu. Tempat dimana sahabatnya itu berada. Akhirnya, setelah bertanya kepada teman sekelasnya ternyata hari itu Surya tidak masuk karena izin. Tidak seperti biasanya sahabatnya itu izin dan tidak memberitahukannya.

            Dari dua belas ipa satu, ia menuju ke kelas dua belas ipa empat yang tidak lain adalah kelasnya sendiri. Tampak pintu yang terbuka lebar tetapi kelas tampak kosong karena memang biasanya para siswa sedang keluar ke kantin pada jam istirahat atau keluar sekedar mencari udara segar setelah belajar pelajaran kimia Pak Han. “Lika? Lo gak ke Kantin?” tanya Nano yang ternyata melihat hanya ada Lika di kelas itu sedang duduk dan sepertinya sedang melakukan sesuatu. “Eh elu No, enggak nih, gue lagi hemat nih mau nabung” ujar Lika yang sedikit kaget atas kedatangan Nano yang tiba-tiba. Nano pun menghampiri Lika dan duduk di bangku sebelah Lika yang kosong. “Suka baca buku juga ternyata anak saman, buku apaan tuh?” ujar Nano sedikit meledek Lika yang daritadi asik membaca buku yang lumayan tebal. “Suka dong, hehe ininih novel best sellernya raditya dika, yang Manusia Setengah Salmon lucu parah” sambil menunjukan cover buku yang ia baca. “Gue kira anak saman cuma bisa nepok tangan, dada, sama paha doang, haha” ledek Nano sambil tertawa kecil. Lika hanya bisa tersenyum dan tidak sengaja melihat ke arah mata Nano. Tak disangka ternyata Nano juga sedang melihat ke arah mata Lika. Lika yang salting langsung 'membuang muka' dan melanjutkan membaca. Tak terasa Nano dan Lika mengobrol cukup banyak hari itu.

            Tak terasa berkat Lika, Nano sudah sedikit demi sedikit bisa melupakan semua hal tentang Mawar. Berkat obrolan seru nya dengan Lika tadi saat istirahat Nano sudah bisa ‘setidaknya’ bisa tertawa hari itu. Sebuah titik terang yang ia temukan kembali saat ia telah terpuruk kedalam lubang hitam yang dalam. Sebuah pemanis yang ia rasakan disaat lidah sudah tidak bisa merasakan 'rasa' kecuali rasa pahit. ‘Patah hati karena cewek ya obatnya cuma satu, ya cewek lagi’ sepertinya pepatah itu cocok dengan apa yang terjadi dengen Nano hari ini.

Tuesday, 13 August 2013

PAHIT

Waktu terkadang tak sama. Terasa begitu lama jika kita menunggu, dan akan berjalan sebaliknya jika kita melakukan banyak aktifitas yang kita senangi. Bagi Rino ini adalah hari yang panjang. Tak henti hentinya dari tadi ia melihat jam untuk sekedar melihat pukul berapa sekarang. Sesekali tangannya mengecek hape yang berada di meja dekat ia duduk. Ia seperti menunggu sesuatu, menunggu sebuah jawaban atas semua perasaan yang ia rasakan selama ini. Perasaan yang sampai sekarang ia sendiri tak tau mau dibawa kemana. Semua karena satu orang, ya tidak lain dan tidak bukan adalah Nisa.

Nisa memang akhir akhir ini sedang dekat dengan Rino. Semua berawal dari sebuah pesta ulang tahun temannya yang bernama Randi. Awalnya Nisa hanya meminta tebengan untuk datang bareng ke tempat pesta teman smp nya itu. Tapi kenyataannya, Rino bahkan mengantarkan Nisa pulang sampai ke rumahnya karena dengan alasan hari sudah larut malam dan tidak baik jika cewek pulang jam segitu sendirian. Berawal dari itu, Nisa jadi sering mengirim pesan melalui hapenya ke hape Rino.

Entah apa yang ada dipikiran cewek, tapi cowok mana yang gak ngerasa nyaman jika setiap hari ia diberi perhatian oleh seorang cewek yang tiba tiba muncul mengisi hari harinya itu. Rino juga heran kenapa ia tiba tiba mendapat sebuah pesan dari Nisa yang sekedar hanya mengucapkan “selamat pagi/malam”. Awalnya ia merasa ini semua biasa saja, namun lama kelamaan Rino seperti terbiasa dan ada yang kurang jika ia tidak mendapat pesan dari sahabatnya itu. Tanpa ia  sadari, ternyata ia merasakan sesuatu ‘perasaan’ yang ganjil di hatinya. Sebuah perasaan yang sebenarnya tidak pantas ia sebut perasaan kepada sahabatnya itu.

Berawal dari curhat curhat tentang cowok yang ia taksir tetapi ternyata jadian sama temen sekelasnya dulu, Nisa jadi suka cerita banyak tentang peristiwa dan kejadian sehari harinya bahkan hal hal yang gak penting buat dibahas. Sebagai cowok yang baik, Rino selalu mendengarkan apapun yang sahabatnya ceritakan itu dengan senang hati. Keadaan semakin membingungkan Rino saat ia ternyata dikirimi pesan untuk sekedar mengingatkan dia untuk jangan lupa makan dan sebagainya. Ini semua membuat Rino berfikir dan semakin yakin jika Nisa mulai ada feel dengan Rino.

Hari terus berganti, dan Rino semakin yakin dengan apa yang ia rasakan, perasaan ini sepertinya sudah punya tempat berlabuh jika melihat sikon yang ada sekarang. Terlalu cepat memang, baru berjalan sekitar 2 minggu semenjak Nisa mulai mengirimkan Rino pesan singkat. Tapi Rino pikir ia tidak boleh menunda apa yang ingin ia lakukan. Ia tak ingin semua nya terlambat seperti pengalamannya yang dulu dulu. Akhirnya sepulang sekolah Rino bergegas menuju kelas Nisa yang kebetulan sebelahan dengan kelas Rino. Tanpa pikir panjang Rino langsung mengajak Nisa pulang bareng. Nisa yang kebetulan hari ini tidak dijemput oleh ojek langganannya itu langsung meng iyakan ajakan sahabatnya itu.

Mereka tidak langsung pulang, Rino mengajak Nisa makan di tempat biasa Rino makan dengan mantan terkhirnya itu, Risya. Mereka mengobrol cukup banyak hingga lupa waktu. Tak terasa sudah pukul setengah 7 malam. Nisa sepertinya juga sudah mengajak Rino untuk pulang. Di perjalanan mereka sama sekali tidak mengobrol panjang lebar seperti tadi. Entah Nisa yang terlalu capek ataukah Rino yang daritadi sedang memikirkan suatu hal. Dan akhirnya sampailah mereka di depan rumah Nisa. Rino yang telah mempersiapkan semua itu mulai memberanikan diri berbicara dengan Nisa.

“Nis, sebenernya gue udah lama pengen ngomong kalo sebenernya gue…”. Nisa yang tadi diam kemudian terkejut dengan perkataan sahabatnya itu. “Mau ngomong apa No?”. Rino melanjutkan omongannya tadi yang sempet terpotong oleh rasa groginya itu. “Gue sebenernya suka sama lo, bahkan sayang.” Sambil mengeluarkan mawar putih yang daritadi ia sembunyikan di balik jaketnya itu. Nisa terlihat sedikit shock, ia tidak percaya kata kata itu muncul dari mulut sahabatnya, bahkan sahabat baiknya. Dengan muka penuh harap Rino mulai menunggu jawaban apa yang akan dijawab oleh Nisa.

“Gue gak bakal nyangka kalo kita bakal jadian, Nisa Rino jadian? Wow banget. Lo tau kan gue baru aja sakit hati karena cowok yang gue suka ternyata jadian sama temen sekelas gue dulu? Gue gak nyangka bakal secepet ini, butuh waktu..” jawab Nisa. “Iya, gue tau, tapi gue cuma mau ngeluarin apa yang ada di hati gue selama ini. Diterima atau engga itu urusan nanti. Yaudah gapapa kalo gabisa jawab sekarang, gue kasih waktu gimana, sampe besok.” Tanya Rino. Nisa tak menjawab apapun. “Nih gue mau lu nerima mawar ini sebagai tanda kalo gue mau serius sama lo” Rino berkata sambil member mawar itu ke tangan Nisa. “Maaf ya No, gue buat lu nunggu but makasih ya No mawarnya, gue suka banget” jawab Nisa sambil tersenyum. Akhirnya Rino pulang dengan perasaan yang acak adul, pikirannya tak kunjung tenang sampai ia mengetahui apa jawaban sahabatnya itu.

Esok hari, akhirnya tiba waktunya Rino mengetahui jawaban dari sahabatnya itu. Dengan perasaan deg deg an Rino membuka pesan singkat dari sahabatnya itu. “Maaf ya No, kayaknya kita emang lebih baik jadi sahabat aja deh. Buat semua perhatian yang gue kasih ke elo selama ini, maaf ya gue gak bermaksud php, gue cuma pengen lo jadi temen curhat gue karena waktu itu gue lagi patah hati dan butuh seseorang yang bisa gue curhatin, gue gak maksud sampe sejauh ini…”. Mendengar itu, hati Rino menjadi makin tak karuan. Ternyata semua yang telah ia bangun dan ia pikir telah pantas untuk dijalani bersama ternyata harus berakhir karena sebuah tindakan bodohnya semalam. Rino mencoba tegar menghadapi situasi ini tapi ternyata hati memang tidak bisa bohong, air mata menetes dan membasahi pipinya itu. Ia merasa telah dipermainkan oleh sahabatnya itu.

Kenapa rasa suka itu bisa muncul? Kenapa rasa sayang itu timbul jika ternyata hanya akan berakhir seperti ini? Kenapa jarang bahkan hampir tidak ada persahabatan antara cowok dengan cewek yang hanya menjadi sekedar sahabat? Mengapa pasti salah satu nya lama kelamaan akan muncul perasaan suka? Semua itu tak bisa dijelaskan oleh kata kata, hanya hati yang tau, hati yang pernah mengalami dan merasakan hasil dari akhir semua ini. Rasa yang bisa membuat sebuah persahabatan menjadi rusak seketika. Rasa yang dapat membuat kita jadi butuh waktu untuk mengembalikan semua ini kepada keadaan seperti semula.

Mendapatkan hadiah seperti mawar dari seseorang yang kita cintai memang hal yang paling indah. Tapi bagaimana jika belum pernah mendapatkannya dan ternyata mawar pertama yang ia terima justru bukan dari orang yang ia sukai? Akankah sama rasanya? Bahagianya bahkan indahnya? Entahlah, semua itu seperti tidak adil kedengarannya, tapi itulah kenyataannya. Semua sandiwara kehidupan ini, kitalah yang memegang kendali. Jika kita tidak tau bagaimana cara mengatasinya, kita semua pasti akan terjatuh pada kenyataan ‘PAHIT’nya kehidupan.

Pengalaman telah mengajarkan Rino bahwa dalam menjalani hidup janganlah mengambil keputusan dengan tergesa gesa. Biarkanlah semua itu mengalir apa adanya. Semua itu pasti akan berjalan baik jika kita sabar menunggu. Jika dalam bersabar itu kita merasa jenuh dan bosan, lakukanlah hal hal yang bahkan tak pernah anda pikirkan sebelumnya, karena ‘HIDUP TERLALU SINGKAT UNTUK HANYA MENJALANI RUTINITAS’.

Saturday, 3 August 2013

BAB 5 : PENANTIAN

              Terdiam ia di suatu pojok kamar. Matanya seperti melirik ke sebuah arah, hatinya resah seperti menunggu sesuatu yang tidak pasti kedatangannya. Langkah yang daritadi tidak ia pergunakan untuk melangkah untuk sekedar menghirup udara pagi yang segar. Ia hanya duduk terdiam disitu, dan daritadi ia hanya ditemani radio hitam kesayanannya itu yang dari tadi telah hidup dan sukses membuat ia semakin galau karena lagu lagunya yang memang bisa dibilang ‘cocok’ dengan suasana hatinya kali ini. Tangannya sesekali menggapai handphone yang dari tadi berada di sebelahnya itu untuk sekedar mengecek.


“Mawar mana sih?” kata kata itu yang dari tadi ada di pikiran cowok kelahiran Bengkulu itu. Ya, memang tidak seperti biasanya. Biasanya setiap pagi handphone Nano selalu dihiasi sebuah led merah dan ia tahu kalau itu tidak lain dan tidak bukan dari pujaan hatinya itu, si Mawar. Tapi kali ini jangankan sebuah pesan singkat sekedar mengucapkan “pagi” atau “good morning”,dari tadi malam saja ia tidak membalas pesan Nano yang sekedar mengucapkan “selamat tidur” atau semacamnya. Ini benar benar peristiwa yang amat ganjil, apakah Mawar sama sekali tidak ingat dan menyisihkan waktunya sebentar untuk sekedar membalas pesan singkat dari Nano atau ia memang sengaja tidak membalasnya. Yah entahlah…

Asal kalian tau, cowok suka gengsi kalau disuruh bbm gebetannya duluan. Prinsip cowok adalah kalau ia lebih ingin di kangenin cewek duluan padahal kenyataannya cowok punya tingkat ke kangenan yang lebih tinggi dari cewek. Gengsi. Ya itulah alasan mengapa Nano daritadi tidak memulai duluan sebuah percakapan pada pagi hari yang bagi ia merupakan pagi terburuknya. Ia lebih memilih menunggu. Jika cowok tidak mengirim pesan duluan ke kalian para cewek, ingatlah bukan berarti kami tidak peduli, tapi kami menunggu kalian para cewek agar kalian merasa kangen dan akhirnya mencari kami. Aneh ya, tapi ya itulah cowok.

Karena semakin siang dan led di handphone Nano tak kunjung berwarna merah, akhirnya Nano memutuskan untuk bergerak, ia mengirimkan pesan singkat sekedar mengucapkan “selamat pagi”. Tanda ceklis berubah menjadi “D” yang artinya pesan itu telah sukses sampai ke handphone Mawar. Sekarang ia tinggal menunggu, kemana gerangan Mawar pergi dan tidak ada kabar hingga sekarang. Sambil menunggu akhirnya ia melangkahkan kakinya yang daritadi tidak ia pergunakan sebagaimana mestinya. Ia beranjak dari tempatnya dan berlari kecil ke sebuah tempat yang biasa disebut dapur, untuk sekedar menyantap sarapan, sarapan yang bisa dibilang terlalu siang.

Di dapur ia melihat sebuah tudung makanan yang telah kosong, tidak ada makanan tersisa. Termyata ia salah telah melewatkan pagi itu. Sekarang ia tahu mengapa ia heran melihat tudung itu kosong. Karena biasanya ia melihat makanan selalu ada di dalam tudung itu meskipun hanya sekedar sisa sisa makanan semalam. Seperti juga hatinya saat ini, ia tahu mengapa terasa begitu kosong. Karena ia seperti kehilangan sosok yang biasa mengisi pagi bahkan hari harinya.  Sebuah kekosongan yang menyebakan hati terasa tidak seperti hati pada umumnya.

Hari semakin sore dan ternyata huruf “D” tetaplah menjadi “D”.  Tidak ada perubahan yang terasa dari tadi pagi. Hati Nano tetap resah dan kosong. Ia seperti menanti sebuah kepulangan seorang anaknya yang ia tunggu bertahun tahun yang ternyata belum pulang juga hingga petang. Hingga sekarang ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Akhirnya Nano memutuskan untuk mengakhiri harinya dengan sebuah penantian sia sia. Ia tak tau lagi apa yang harus ia lakukan kini. Ia berharap jika besok ia terbangun dan membuka matanya, pesan singkat itu hadir lagi dan membuat hari harinya kembali seperti sebelum sebelumnya.

Ingin rasanya ia marah. Meluapkan semua kekecewaannya pada hari ini. Tapi marah kepada siapa?  Nano tidak berhak marah kepada orang itu. Mawar bukan siapa siapa bagi Nano. Mawar masih belum terikat siapa siapa dan ia berhak kemana saja. Ternyata salah membangun sebuah perasaan yang tidak pasti seperti ini. Semua terasa bebas datang dan pergi seperti sekarang ini. Sekarang ia tahu, bahwa cinta tidak hanya harus menggunakan mata. Tapi hati, ya hati yang membuat sebuah perasaan suka ini berubah menjadi cinta.

Wednesday, 31 July 2013

BAB 4 : PERUBAHAN

                 Jatuh Cinta memang dapat membuat orang menjadi lupa segala galanya. Itulah yang sedang dirasakan Nano sekarang. Pandangan kosong kedepan, melamun memikirkan seseorang yang sampai sekarang bahkan belum pernah ia temui secara langsung. Seseorang yang sekarang meingisi hari hari Nano. Yang membuat handphone nya tidak pernah sepi. Ucapan selamat pagi dan malam selalu menjadi kegiatan rutin sebelum mereka hendak bangun dan tidur. Masa masa pdkt memang masa masa paling indah.


Efek samping itu sampai terbawa ke sekolah. Akhir akhir ini ia jadi sering melamun dan memainkan handphonenya saat pelajaran berlangsung untuk sekedar membalas pesan singkat dari Mawar “sedang apa kak?” atau “lagi belajar apa kak?”. Pernah suatu ketika, saat pelajaran Fisika, guru yang mengajar memang terkenal galak. Memang lagi apes atau apa, tiba tiba Nano dipanggil dan disuruh mengerjakan sebuah soal ke depan. Nano yang daritadi asik memegang blackberry curve kesayangannya itu kaget.

Dulu ia memang terkenal siswa yang yang lumayan pintar. Jadi teman temannya tak heran jika Nano maju ke depan dan bisa mengerjakan soal itu dengan lancar. Tapi kini berbeda, ia sama sekali tak mengerti apa yang akan ia kerjakan. Spidol yang daritadi dipegangnya tak kunjung ia goreskan ke papan tulis yang masih kosong itu. Tak seperti biasanya, sangat jarang momen ini di temukan. Akhirnya Nano mengatakan bahwa ia tidak bisa mengerjakan soal itu. Semua berubah, semenjak ia mengenal gadis instagram itu. Nano jadi lebih mementingkan sebuah percakapan yang ia sendiri tidak tau akhirnya dan kepada siapa ia bercakap ketimbang belajar seperti yang biasanya ia lakukan.

Saat istirahat pun, sekarang ia lebih memilih tinggal diam di kelas sambil asik memainkan handphonenya daripada ngumpul dengan teman temannya di kantin. Tiba tiba Lika, teman sekelas Nano muncul. Ia sepertinya habis dari kantin karena ia telah menenteng jajanan bungkusan somay dan es jeruk ditangannya. Dia menuju kearah bangku Nano. “No, lu kenapa dah tadi tumben banget?” tanya Lika. Nano yang asik membalas pesan singkat dari doi barunya itu tidak menghiraukan pertanyaan Lika yang dari tadi berdiri di depannya itu. “Woi No, lu denger gue ga sih?” dengan nada yang sedikit keras. “Eh iya, kenapa? Loh elu ternyata Lik” jawab Nano setengah kaget.

Lika, teman sekelas Nano. Dia adalah ketua ekstakulikuler saman di sekolah. Dia pendek, dengan rambut hitam terurai, gigi berbehel dan yang paling penting, menurut teman teman di kelas dia itu manis banget. Tapi Nano melihat Lika biasa saja. Tidak ada perasaan apa apa kepadanya. Teman teman kelas cowok suka iri kepada Nano karena Lika kadang kadang suka care pada Nano tentang sesuatu yang kadang masuk kategori gak penting buat di bahas. Entahlah semua itu hanya Tuhan dan Lika yang tau, perasaan siapa yang tau kan?

“Engga kenapa kenapa kok Lik, gue lagi ga enak badan aja” sebuah jawaban standar yang biasa dilontarkan cowok jika ia sudah malas menjawab jika ditanya tentang keadaannya. Entah Nano tidak peka atau tidak, sebuah pertanyaan tadi adalah sebuah pertanyaan peduli yang dilontarkan tulus dari hati. Nano seperti tidak peduli dengan perasaan dan perhatian yang diberikan pada Lika. Yang ada di pikirannya kali Cuma Mawar, Mawar, dan Mawar.

Efek samping tidak hanya di rasakan di sekolah saja, di rumah pun ternyata sama. Nano jadi jarang keluar kamar. Jika disuruh makan oleh mamanya, ia kadang suka malas. Dan ia juga jadi suka tidur larut malam cuma gara gara membalas pesan singkat dari doinya. Ini semua jelas jelas telah membuat hidup Nano berubah tiga ratus enam puluh derajat, mungkin bahkan lebih. Entahlah… semua terlihat baik baik saja sampai sekarang. Biarkanlah semua perasaan ini mengalir indah begitu saja seperti seorang penulis yang sedang menuangkan semua ide nya kedalam cerita yang sedang ia buat, yang perlu dilakuin hanya menikmati permainan hidup ini, sebelum semua itu menghilang dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak dan menampakkan batang hidungnya.

Saturday, 27 July 2013

BAB 3 : FIRST TIME

"Hai, ini Mawar ya?"

Itulah sepotong pesan singkat yang Nano kirimkan lewat bbm di hapenya. Sepotong pesan yang bisa dibilang nekat, mengapa demikian, karena Nano sama sekali belum mengenal Mawar sama sekali. Sebuah sapaan ‘so asik’ yang dilantarkan Nano pada orang yang bahkan ia belum bertemu sebelumnya. Nano memberanikan diri menyapa agar ia bisa lebih kenal dengan Mawar.

Led biru, itulah yang ditunggu Nano dari tadi. Sebuah led yang akhirnya muncul yang membuat Nano terkejut dan penasaran dengan balasan yang ia dapat. Ternyata benar itu dari Mawar. Dan balasannya hanya “iya knp”. Sebuah balasan singkat. Itukah balasan yang ditunggu Nano dari tadi? Sedikit kecewa tapi Nano tau situasi seperti ini. Cewek memang kalau pertama kali diajak kenalan pasti jutek dan sok jual mahal pikirnya. Ia pun melanjutkan chat yang telah ia mulai. “Adik kelasnya Azhar ya? Itu loh yang wakil ketua osis” tanya Nano basa basi. Tak lama kemudian muncul balasan lagi “iya kok tau? Kakak temennya?”. Gocha! Ternyata teori basa basi sama cewek pas awal awal pdkt itu jitu ujar Nano dalam hati.

Tips pdkt versi Nano :
  1. Wajar kalo misalnya pas pertama kali kenalan si cewek pasti jutek terus kaya sok jual mahal gitu, tenang sob, tarik napas, hadapi dengan tenang. Lo cuma cukup bales bbm dia tapi gausah dibales jutek juga, bales dengan baik baik. Emang kejelekan dibales kejelekan bakal menghasilkan hasil yang baik? Engga kan. Si cewek juga lama lama bakal ngebales baik baik juga deh kalo kitanya jawabnya baik baik. Percaya deh. 
  2. Inget tetep sopan.Inget selalu pake basa basi jika si cewek masih juga jutek. Kayak nanya “lo temennya …. ya?” atau “lo ikut komunitas … ya?” atau apalah yang bisa membuat topik pembicaraan baru. Bikin kesan pertama lo itu baik di depan dia. Trik ini lumayan jitu. Coba deh. 
  3. Jika step 1 sama 2 sudah lancar dan udah mulai sering bbm an. Kasih deh sedikit perhatian, tapi dikit aja, jangan langsung banyak-banyak. Kayak sekedar nanya “lo kok tadi gamasuk?...” atau “tadi gue liat lo di….”. dengan begitu dia seperti diperhatiin gitu sama lo. Lagian kalo udah nanya begitu, pasti nanti chatnya bakal menjulur kemana mana alias bakal ngebahas yang lain jadi chat lo sama dia bisa lama an dikit deh.
  4.  Coba deh, buat ngecek doi udah mulai mulai ada rasa sama lo apa engga, lo yang tadinya sering bbm an mulai dikurangin dikit dikit. Misalnya lo bbm dia setiap hari, coba deh 1 hari aja lo ga bbm dia. Kalo dia nyariin berarti pdkt lo berhasil tuh. Terus coba juga kalo bales agak lamaan dikit, jadi biar nge tes si doi bakal nyariin lo gak kalo lo balesnya agak lamaan.
  5. Kalo kejadian kejadian diatas udah lo alami semua. Selamat, berarti lo lolos dalam tips pdkt ala Nano. Lo tinggal action lah istilahnya. Ingat sebuah cinta atau rasa suka bisa muncul hanya dari basa basi yang gak pernah kalian para cewek sangka. Jadi hati hati aja tuh, haha.

Akhirnya Nano berhasil deket dengan Mawar, dekat disini dalam artian jadi sering bbm an. Kadang mention mention an di twitter dan sebagainya. Bahkan pernah sampai vn* an (*voice note = aplikasi/fitur pada bb yang bisa seperti mengirim pesan suara mirip dengan telefon gitu deh). Pas pertama kali Mawar ngajak Nano vn an, yang ada di pikiran Nano adalah “duh gimana kalo dia suruh gue nyanyi? Kan suara gue jelek” atau “gimana kalo ternyata suara gue kedengeran datar di denger sama Mawar?”. Maklum Nano beru pertama kali vn an sama cewek yang ia suka.

Nano langsung teringat Surya, teman sepermainan Nano yang bahkan sampai sekarang masih menjadi sahabat baik karena memang Nano dan Surya sekelas. Ia ingin minta pendapat dan saran dengan sahabatnya itu. Akhirnya Nano pergi ke rumah Surya yang memang tidak jauh dari rumahnya. Dengan langkah yang terburu buru akhirnya sampailah Nano ke rumah sahabatnya itu. “Suryaa…” suara yang khas itu membuat Surya tau siapa gerangan orang yang ada di depan rumahnya dan mempersilahkan Nano untuk masuk.

“Eh bro, gue lagi deket sama cewek nih” ujar Nano memulai pembicaran.
“Bagus dong, terus gimana kelanjutannya ceritanya sekarang?” jawab Surya seraya mengambil cemilan ada di meja tamu.
“Bersambung bro, tunggu seminggu lagi baru keluar chapter baru (?)”
“Anjir udah kayak komik terbit sebulan sekali, yang bener aja Nan” jawab Surya heran.
“Lagian lo nanyanya kelanjutan ceritanya sih, udah kayak nanya kelanjutan komik aje-_-“ jawab Nano seraya mengambil toples berisi cemilan yang tadi sudah menarik perhatian Nano.
“Haha ya maap, serius amat lo, terus gimana jadinya?” tanya Surya balik.
“Gue disuruh ngirim vn nih ke doi mala ini, dia ngajakin gitu deh”
“Bagus dong, yaudah selamat deh bro”.
“Tapi gue takut bro, lu tau kan ini pertama kalinya gue vn an sama orang yang gue suka” ujar Nano menjelaskan maksud ia datang ke rumah sahabatnya itu.
“Ya lo tinggal ngomong aja susah banget. Jadi diri lo apa adanya. Jangan berubah menjadi orang lain cuma karena demi terlihat manis di depan orang yang lu suka. Tenang nanti malem gue temenin kalo misalnya lo masih takut” ujar Surya mantap.

Sepotong kata itulah yang membuat Nano tenang untuk sekarang ini. Sepotong kata semangat dari seorang sahabatnya itu.

Dan akhirnya malam pun tiba. Suasana sunyi malam berubah menjadi tegang bagi cowok 17 tahun itu. Akhirnya dia memberanikan diri untuk menyapa dan sekedar basa basi mengenalkan dirinya lewat vn. Ternyata balasan dari Mawar lewat vn seperti ini “hahaha anjir kaku banget lu pake perkenalan diri segala:D eh ngomong2 suara lo lucu juga ya:3”. Balasan yang membuat Nano tersenyum cukup lama. Akhirnya percakapan lewat vn itu berlangsung hingga larut malam. Ia tidak tahu bahwa vn an dengan orang yang ia suka bisa seasik ini. Sepertinya ia sudah harus terbiasa dengan ini untuk malam malam berikutnya.

Tuesday, 23 July 2013

BAB 2 : SEBUAH NAMA



Delapan belas lebih lima puluh lima menit..

Jam yang telah menunjukkan waktu bahwa try out akan berakhir 5 menit lagi. Sedangkan Nano baru mengerjakan 15 dari 25 soal yang disediakan. Tidak fokus, itulah kendala Nano daritadi. Padahal pelajaran kali itu adalah Fisika, butuh konsentrasi dan ketelitian penuh dalam mengerjakannya. Bukan rumus tekanan hidrolisis atau tegangan permukaan yang ada di kepala Nano saat ini, melainkan nama seseorang yang telah berhasil membuatnya galau pada try out kali itu. Nano yang daritadi ingin bertanya kepada Azhar temannya itu tapi melihat temannya itu sedang sibuk mengerjakan try out fisika sambil menggunakan headset, akhirnya iya terpaksa merenungkan niatnya dulu dan mencoba foku dengan apa yang iya kerjakan sekarang, yaitu Fisika.

Bel berbunyi, artinya 5 menit sudah berlalu. Suara yang membuat anak anak menghela napas lega, begitu juga Nano. Bukan lega karena berarti sekarang boleh pulang, tetapi ia lega akhirnya ia dapat bertanya kepada temannya itu. Dengan sedikit berlari kecil, Nano mengejar temannya itu yang sudah duluan meninggalkan kelas. Singkat cerita akhirnya Nano berhasil mengetahui nama gadis itu. Dia adalah Mawar, adik kelas Azhar.

Nano seketika langsung menjelma menjadi pemuja misterius, bagaimana tidak Nano yang juga punya akun instagram malah berniat tidak men follow akun Mawar. Ia hanya mengepo foto fotonya secara diam diam. Pikirnya yang penting ia sudah dapat melihat foto fotonya secara update tanpa harus men follownya. Lama kelamaan terlintas di pikiran Nano bahwa ia ingin tau pin bb Mawar. Tapi pertanyaan pertanyaan lain muncul lagi seraya tak pernah habis. “Dia pake bb juga gak sih?” dan “Cara gue dapet pinnya gimana ya?” ujar Nano dalam hati. Sebuah pertanyaan yang akan tetap menjadi pertanyaan.


. . . . . . . . .


Sabtu, yaa.. sabtu. Hari dimana bagi sebagian sekolah meliburkan siswa siswinya, begitu juga sekolah Nano. Nano bangun dengan setengah sadar dan langsung mengecek hapenya. “Yah promote broadcast message lagi, gue kirain apaan” ujarnya. Saat ia ingin menghapus pesan tersebut ternyata ia seperti mengenali nama orang yang ada di dalam promote pesan tersebut. “Mawar Melati? Ah masa sih serius ini dia?” ujarnya setengah tidak percaya. Akhirnya karena penasaran, ia memasukkan pin yang ada pada pesan itu kedalam kategori ‘Add to Contact’. Sekarang ia hanya tinggal menunggu. Jika benar itu doi, berarti Nano seperti ketiban durian runtuh di pagi hari.

Dapur tampak sepi, hanya ada bunda dan adik perempuannya, Nona. Biasanya rutin keluarga Nano mengadakan sarapan bersama pada pagi hari. “Ayah sama Ninonani mana ma?” (Ninonani : sebutan untuk kedua adiknya/gabungan nama dari keduanya) ujar Nano. “Tadi lari pagi sama kedua adek adek mu, kamu sih telat bangun” ujar mama setengah memarahi. Nano Cuma bisa tersenyum sesekali mengganggu adik perempuannya yang sedang makan bubur ayam itu. “Ih abang ini bubur ayam Nona bang, punya abang yang itu, jangan gangguin Nona dong!” terlihat Nona mencoba memarahi Nano yang daritadi minta di suapin. Sungguh suasana indah tergambar pada pagi hari itu.


.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .


Nano menyuap bubur terakhirnya. Bubur bang Ali memang paling enak se komplek. Bang Ali, tukang bubur komplek yang biasanya keliling di sekitar komplek pada pukul 6-7 pagi itu memang menjadi pilihan sarapan yang pas. Hanya dengan 5 ribu rupiah kamu sudah dapat menikmati bubur yang enak itu. Nano melihat bubur milik adiknya Ninonani yang masih utuh diatas meja yang belum terjarah oleh siapapun. “Wah lumayan nih, si Ninonani lagi pada lari pagi, sikat lah” ujar Nano. Baru ia ingin mengambil sendok, ternyata si Nino dan Nani datang. “Hayo abang mau ngapain?” ujar Nino. “Yah ketauan deh, hehe” ujar Nano sambil meninggalkan meja makan dan menuju ke kamarnya itu.

Led handphone yang tidak biasanya muncul pada handphone Nano mencuri perhatian Nano saat pertama kali masuk ke kamarnya. Led yang biasanya ‘jarang’ muncul di hape sebagian para penganut ajaran ‘jomblo’. “Siapa nih pagi pagi udah nge bbm?” ujar Nano dalam hati. Berharap bukan sebuah broadcast massage lagi, akhirnya ia membuka handphonenya itu. Ternyata benar, pesan yang tidak diinginkan oleh Nano masuk kedalam handphonenya, broadcast message di pagi hari. Nano pun menjadi agak kesal dan iseng membuka recent updates. “Mawar Melati is now contact”. Dengan muka melongo, Nano terus berfikir, ternyata Mawar ini benar benar adik kelas temannya itu, si Azhar. Entah kenapa ternyata tiba-tiba nama itu ada. Semua terasa seperti mimpi saja. Sebuah kado indah pada pagi hari.